Kuliner Indonesia Tertua, Berumur hingga Ratusan Tahun!

Kuliner Indonesia Tertua, Berumur hingga Ratusan Tahun!

Kuliner Indonesia memiliki latar belakang atau sejarahnya masing-masing. Ada yang diwariskan dari generasi pertama secara turun-temurun hingga dapat Anda nikmati sampai saat ini. Proses panjang tersebut menjadi bukti bahwa umur kulinernya sudah sangat tua.

Bahkan, terdapat kuliner yang telah ratusan tahun ada di Indonesia dan dinikmati oleh berbagai lapisan generasi. Lantas apa saja kuliner tertua yang ada di Indonesia? Jangan lewatkan pembahasan berikut untuk tahu jawabannya!

5 Makanan Tertua yang Ada di Indonesia, Wajib Kamu Coba!

Berasal dari berbagai provinsi Indonesia, berikut lima hidangan kuliner yang sudah berumur ratusan bahkan hingga ribuan tahun.

  1. Papeda

    Sebagai makanan khas dari salah satu suku di Papua bernama suku Dani, keberadaan papeda telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu. Papeda kini kian populer karena penyajian dan cara makannya yang unik.

    Kuliner ini juga mudah sekali pembuatannya. Hanya dengan tepung sagu murni yang terus diaduk dalam air mendidih sampai tekstur tepung menjadi lengket dan kenyal menyerupai lem. Lalu, kuah ikan kuning menjadi lauk pendamping yang wajib ketika akan menyajikan papeda.

    Cara menikmati papeda juga tidak biasa. Tekstur makanan yang kenyal dan lengket membuatnya harus diambil dan diputar secara cepat menggunakan sumpit. Kemudian, pisahkan gulungan papeda dengan mengarahkannya ke piring makan. Tinggal tambahkan kuah ikan kuning ke piring dan papeda pun siap untuk disantap.

  2. Coto Makassar

    Berikutnya, ada coto Makassar sebagai kuliner Indonesia berkuah yang paling tua. Kuliner ini sudah ada sejak tahun 1538, ketika Kerajaan Gowa yang berada di Somba Opu berada pada masa kejayaannya. Raja-raja, bangsawan, hingga prajurit di Kerajaan Gowa menikmati coto Makassar di pagi hari sebagai menu sarapan.

    Berawal dari keresahan sang juru masak pada jeroan kerbau yang terbuang sia-sia, akhirnya ia meraciknya sebagai bahan utama untuk memasak hidangan berkuah. Siapa sangka racikan sang juru masak sukses hingga disukai oleh penghuni Kerajaan Gowa dan menjadi menu tetap.

  3. Nasi Jemblung

    Kuliner selanjutnya ini bahkan telah ada sejak ribuan tahun silam. Nasi jemblung merupakan hidangan istimewa pada zaman dahulu sebab hanya boleh disantap oleh para raja dan bangsawan Solo. Raja Pakubuwono X dari Keraton Surakarta Hadiningrat pun disebut sangat menikmati nasi jemblung.

    Adapun makna kata jemblung dalam bahasa Jawa adalah melingkar dengan sebuah lubang di tengah. Lubang tersebut akan diisi oleh berbagai macam lauk, seperti telur rebus, semur daging, sambal terasi, tomat, lalapan, hingga kerupuk rambak.

  4. Nasi Bekepor

    Kuliner dengan umur paling tua satu ini adalah kuliner khas dari Kalimantan Timur. Nasi bekepor sudah ada sejak zaman pemerintahan Kerajaan Kutai Kertanegara. Nama bekepor diambil dari proses memasak nasi yang diputar.

    Nasi akan dimasukkan terlebih dahulu ke sebuah kendi perunggu, kemudian dimasak dengan cara diputar di atas bara api hingga matang. Penyajian nasi bekepor umumnya disandingkan dengan ikan goreng suwir, daging bumbu kecap, lalu sayur gangan asam kukar, kemangi, maupun sambal raja.

  5. Docang

    Makanan tertua terakhir adalah docang, yang telah lebih dulu dikonsumsi oleh para walisongo. Terciptanya kuliner ini dipercaya merupakan hasil dari percobaan Pangeran Rengganis menggunakan docang untuk meracuni para walisongo yang menyebarkan agama Islam di Jawa.

    Namun, ternyata para wali justru menyukai docang yang disajikan. Adapun bahan di dalam docang terdiri dari daun singkong, tauge, serta lontong yang diberi kuah oncom. Docang memiliki rasa segar dan gurih, serta merupakan kuliner khas Cirebon yang dinikmati pada pagi ataupun malam hari.

Lima kuliner Indonesia tertua tersebut beberapa diantaranya mulai susah ditemukan. Papeda dan coto Makassar menjadi contoh kuliner tertua yang lestari hingga kini. Dari papeda hingga docang, apakah ada yang pernah Anda coba?