Profil yang Chil Seong dan Perannya dalam Melawan Penjajah
Kepopuleran profil Yang Chil Seong membesar karena ikut berjuang melawan Belanda bersama rakyat Garut. Bahkan menjadi seorang pahlawan besar walau asalnya dari Korea. Mungkin kisahnya tidak banyak ditemukan dalam buku.
Pemerintah Kabupaten Garut dan Korea Selatan bersepakat untuk mengangkat kisah Yang Chil Sung, atau Yang Chil Seong alias mengabadikan aksi heroik ‘Oppa Korea’ yang telah membantu Indonesia, khususnya masyarakat Garut ini.
Meski begitu berjuang demi Indonesia saat Perang Dunia II sedang berlangsung. Nama lainnya adalah Komarudin di mana kisahnya sangat menginspirasi. Khususnya karena mengubah keyakinan hingga membantu Indonesia menghalau penjajah.
Profil yang Chil Seong yang Bergabung dengan Pasukan Indonesia
Komarudin atau Yang merupakan seorang prajurit perang berasal dari negara Korea. Tapi kemudian punya keinginan membantu masyarakat Garut dalam peperangan. Terutama untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949.
Inilah penyebab profil Yang Chil Seong batu nisan terukir gagah. Makamnya ditemukan di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut, Jawa Barat. Yang sendiri adalah prajurit kelahiran 29 Mei 1919 di Korea. Alamat kelahiran aslinya yakni Wanjoo, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Sebelumnya telah sukses menjadi salah satu dari Gun Sok elit. Khususnya karena menjadi tentara bantuan Jepang pada Perang Dunia II.
Jepang membawa Yang dan pasukan lainnya menuju Indonesia di 1942. Tujuannya adalah membantu menjaga wilayah Bandung dari serangan Belanda. Pada masa tersebut wilayah Korea memang masih menjadi jajahan kolonial Jepang. Besarnya profil Yang Chil Seong terjadi karena tidak kembali ke negara asalnya. Pimpinannya yakni Aoki dan Hasegawa tidak bisa membawa pasukan ke Korea. Bahkan memilih bertahan di Garut untuk berjuang.
Perjuangan tersebut dilakukan bersama dengan pasukan pribumi yakni Pasukan Pangeran Papak. Statusnya saat itu mewajibkan pasukan Jepang dan Korea untuk bergabung menjadi pribumi. Bahkan mengubah namanya seperti orang Indonesia. Paling terkenal yakni Yang karena menggunakan nama Komarudin. Tentu dengan nama tersebut bertemu dengan pasangan hidupnya dan menikah. Bukan hanya itu, tapi memilih memeluk agama Islam dan berjuang lebih keras.
Tokoh yang Ditangkap dan Dihukum Mati Oleh Pasukan Kolonial Belanda
Kisah dan profil Yang Chil Seong tidak semulus dan sebaik itu. Terlebih karena Komarudin bersama para rekannya berhasil ditangkap Belanda. Bahkan kemudian mendapatkan eksekusi mati tepatnya di 10 Agustus 1949.
Eksekusi tersebut dilakukan langsung di Lapangan Kerkof, Kabupaten Garut. Jenazah Komarudin beserta pasukannya lain kemudian dibawa ke sebuah masjid lokal. Selanjutnya disembahyangkan seperti halnya seorang muslim meninggal. Sementara itu pemakamannya juga langsung dilakukan pada hari tersebut. Tepatnya dipemakaman Muslim Pasir Pogor, Garut. Kemudian pada 1957, jenazah setiap pasukan tersebut pindah ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut.
Jika mencari ke pemakaman tersebut tentu dapat menemukannya hingga sekarang. Keberadaan makam Komarudin beserta pasukannya dipastikan oleh petugas dan Dinsos Garut. Artinya dapat melihat dan melayat salah satu pahlawan kemerdekaan. Pada dasarnya profil Yang Chil Seong bukan hanya diketahui oleh warga Indonesia saja. Melainkan keluarganya yang berasal dari Korea Selatan juga sering berkunjung. Bahkan senantiasa datang memperingati kematian leluhurnya tersebut.
Untuk batu nisannya sendiri kemudian sudah diganti langsung oleh pemerintah Korea Selatan. Tentunya disertai dengan suatu upacara kemiliteran tersendiri. Terutama untuk memperingati dan memberikan penghargaan terhadap jasanya. Apalagi memiliki jasa besar bukan hanya untuk Indonesia melainkan negara asalnya Korea Selatan. Penghormatannya cukup besar karena mengeluarkan banyak pengorbanan. Bahkan rela berperang walaupun harus di eksekusi mati oleh Belanda.
Jasadnya Teridentifikasi Sebagai Warga Negara Korea Selatan
Nama dan profil Yang Chil Seong membesar karena pindah ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut. Bahkan mendapatkan gelar kehormatan pahlawan kemerdekaan pada 1975. Ternyata namanya terungkap oleh kelompok Korea Selatan Selain itu seorang profesor Jepang juga menemukan Yang sebagai pejuang kemerdekaan RI. Kedua pihak menetapkan Komarudin memang warga negara Korea. Lalu pada 1995, pemerintah menyelenggarakan acara pergantian bagi nisannya.
Berdasarkan berbagai temuan, sejarawan bernama Hendi Jo menyebut Yang sebagai serdadu Korea. Tentunya bekerja dengan Masharo Aoki yakni perwira dari Jepang. Komarudin dan rekannya melanjutkan perang setelah Jepang ditaklukan Sekutu. Profil Yang Chil Seong semakin menarik karena pasukan ini melakukan pertempuran dengan TNK. Tidak lain Pasukan Pangeran Papak dengan pimpinannya Mayor SM Kosasih. Kemudian ditangkap sebagai tawanan perang pada 1946.
Walaupun menjadi tawanan, Yang dan puluhan temannya mendapatkan perlakuan baik. Mayor Kosasih hingga Letnan R Djoeana Sasmita mencegah pasukan melakukan seppuku atau harakiri. Tidak lain upaya bunuh diri demi kehormatan. Karena perlakuan tersebut membuat Aoki ingin ikut serta membela pasukan Kosasih. Bahkan meminta agar tidak mendapatkan diskriminasi dan memohon perlindungan dari sekutu. Termasuk berjanji untuk masuk Islam dan menjadi pribumi.
Setelah itulah baru memutuskan mengganti nama sebagai Komarudin. Tentunya termasuk tulang punggung khususnya untuk penyergapan dan saboteur. Pastinya fenomenal khususnya pada 1947 karena menggagalkan Belanda masuk ke Wanaraja. Sayangnya tertangkap setelah pertempuran saat hijrah ke Yogyakarta. Penyebabnya pengkhianat Indonesia membocorkan lokasi pasukan. Kemudian profil Yang Chil Seong dan rekan-rekannya terus diingat karena di eksekusi mati.