Kenapa Tidak Boleh Pakai Baju Hijau ke Pantai Parangtritis? Temukan Jawabannya di Sini

Kenapa Tidak Boleh Pakai Baju Hijau ke Pantai Parangtritis? Temukan Jawabannya di Sini

Buat kamu yang punya rencana pergi ke Pantai Parangtritis, mungkin sebagian besar temanmu sudah mengingatkanmu untuk tidak mengenakan baju berwarna hijau. Larangan tersebut hanya mitos belaka atau ada alasan logis dibaliknya? Kalau kamu penasaran, simak sampai akhir, ya!

Mitos Pantai Parangtritis

Mitos larangan memakai baju hijau saat berkunjung ke pantai selatan ini kerap dihubung-hubungkan dengan sosok penguasa alam ghaib di sana, yaitu Nyi Roro Kidul. Masyarakat sekitar meyakini bahwa orang yang memakai baju hijau di sepanjang pantai akan tertimpa musibah.

Misalnya, kehilangan akal sehat sesampainya di rumah atau kehilangan nyawa saat masih di pantai. Oleh sebab itulah, para wisatawan lokal maupun mancanegara memilih jalan aman saja dengan mengindahkan larangan tersebut.

Menurut Pandangan Ilmiah

Di samping hal-hal berbau mistis, rupanya kenapa pengunjung pantai tidak boleh pakai baju hijau saat ke Pantai Parangtritis bisa dijelaskan secara logis. Coba perhatikan dua alasan di bawah ini!

1. Warna Baju Menyatu dengan Warna Laut

Walaupun sebagian besar air laut tampak berwarna biru, sejatinya laut terdiri dari berbagai macam warna, seperti biru, kuning, ungu, coklat, dan hijau. Air laut berwarna hijau biasanya kaya akan kandungan fitoplankton, yang mana dapat memancarkan warna alami klorofilnya yang berwarna hijau.

Saat cahaya matahari menyoroti fitoplankton, klorofil akan menyerap warna merah dan biru dan memantulkannya menjadi warna hijau. Selain itu, air laut yang berwarna hijau umumnya di perairan dekat pantai.

Jika kamu ke pantai pakai baju warna hijau, maka bisa jadi temanmu sulit menemukanmu, terlebih kalau kamu berenang seorang diri. Dari segi estetika, fotomu juga akan terlihat kurang menarik. Sebab, kamu dan background fotomu sangat menyatu hingga sulit dibedakan. Sebenarnya kamu manusia atau bunglon?

2. Menyulitkan Tim SAR

Coba bayangkan seandainya ada hal buruk menimpamu saat bersenang-senang di pantai. Misalnya, terseret ombak hingga ke tengah laut. Ditambah lagi, kamu memakai baju warna hijau. Maka, tim penyelamat akan kesulitan menemukanmu.

Tidak hanya baju berwarna hijau, warna lain yang sebaiknya tidak kamu pakai saat ke pantai adalah warna biru. Dua warna ini serupa dengan warna laut, sehingga warna baju yang dianjurkan adalah warna-warna cerah, seperti putih, merah, dan orange.

Perhatikan Cuaca Sebelum Berangkat

Selain aturan pakaian yang harus dikenakan saat pergi ke pantai, kamu juga harus waspada terhadap cuaca sebelum berangkat. Bulan Juni menjadi penanda awal musim angin tenggara, dimana angin dingin dan kering dari Australia berhembus kencang menuju Indonesia.

Angin dari arah Australia ini menghasilkan arus mematikan yang disebut dengan arus pecah (Rest in Peace Current). Arus ini memiliki kecepatan yang cukup kuat, yaitu mencapai 2,5m/detik.

Atas dasar itulah arus pecah disebut dengan demikian karena kecepatannya yang melebihi kecepatan berenang manusia. Arus pecah menjadi penyebab kematian tertinggi di pantai dibandingkan dengan kecelakaan laut lainnya (serangan hiu, badai, banjir).

Di samping itu, Pantai Parang Tritis juga mempunyai garis pantai yang bergelombang dan curam, sehingga sangat berpotensi menimbulkan gelombang pasang yang tinggi dan arus balik yang sangat berbahaya.

Oleh karena itu, kamu harus selalu waspada saat ingin berwisata ke pantai. Kenakan pakaian yang cerah bukan karena takut mitos saja, melainkan demi keselamatan dirimu sendiri. Selalu perhatikan dan patuhi rambu dan aturan yang ada, ya. Semoga informasi di artikel ini bisa menjawab rasa penasaranmu.